Jumat, 14 Mei 2010

Manusia dan Kota Tua jakarta







Hari itu minggu sore di saat matahari tidak begitu terik menyinari kota Jakarta. Ajakan seorang teman untuk jalan-jalan melihat salah satu sudut bersejarah di kota Jakarta langsung saja saya iyakan. Karena kebetulan saya sendiri belum pernah melihat dan merasakan suasananya ketika siang hari. Kota Tua Jakarta. Ya, ke sanalah tujuan saya sore itu.
Sesampainya di sana, mata saya tidak pernah berhenti melihat setiap sudut bangunan yang sudah didirikan oleh kolonial Belanda sejak Tahun 1707 silam. Kamera sayapun tak luput mengabadikan peninggalan bersejarah dengan segala aktivitasnya ini. Sungguh peninggalan bersejarah yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Saya benar-benar merasakan dan membaui kondisi lembab gedung-gedung tua yang sangat minim perawatan ini.
Selain gedung-gedung tua yang tampak sudah rapuh dan mengandung banyak misteri, ada sisi lain yang tidak kalah menarik, yaitu, bagaimana
para pengais rejeki menjadikan tempat ini sebagai sebuah objek berwisata bagi mereka pencari hiburan kelas C-D. Mereka bekerja bukan dengan cara menjadi seorang guide yang menawarkan jasanya untuk menceritakan sejarah bangunan-bangunan tua yang ada di sini, melainkan sebatas menjajakan makanan atau jasa-jasa lainnya.
Saya pikir segala macam profesi bergumul di sini. Mulai dari pengemis, pedagang kopi, pedagang kaos, pernak-pernik, ojeg sepeda, copet, tatto artist, photographer, model jadi-jadian sampai pemain debus pun lengkap tersaji untuk sekedar mencari nafkah demi sebuah desah, hehehehe...
Benar-benar pemandangan yang indah bagi saya pribadi jika dibandingkan dengan pemandangan sebuah Mall yang hanya memajang pakaian seharga jutaan rupiah tanpa memiliki nilai-nilai sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar