Jumat, 31 Desember 2010
Rabu, 29 Desember 2010
Sepakbola Rasa Indonesia
Jumat, 19 November 2010
Dia

"Selamat Ulang Tahun, Mah. Terimakasih untuk cintanya"
Rabu, 17 November 2010
Akibat berzina di depan umum, leher nyaris putus digorok warga


Rabu, 13 Oktober 2010
Mahluk yang setia tapi saya sudah tidak cinta
Strategy
Reason to believe
Mandatory
Brainstorm
Call to action
Idea
Concept
Passion
Twist
Playful
Crafting
BERAAAKKKKKKKKKK.....!!
Minggu, 03 Oktober 2010
Kamis, 23 September 2010
Slice Of Life
Selasa, 21 September 2010
Setelah lebaran, liburan, akhirnya kerja lagi nguras pikiran!
Ini hari pertama kerja setelah libur Lebaran.
Tidak ada resolusi. Ternyata saya masih bermasalah dengan bangun pagi, fiuuhhh...
Ah, syndrom liburan masih terasa sekali. Malas rasanya mengangkat tubuh yang masih terkulai ini. Hmm... Tidak seperti biasanya, jalanan masih terasa agak lenggang di hari senin ini. Padahal sebagian orang sudah bekerja di hari-hari sebelumnya. Di Tugu Pancoran yang biasanya sudah tidak karuan oleh laju kendaraan, hari ini benar-benar lancar jaya. 30 menit sudah, akhirnya saya tiba di kantor. Tidak sabar rasanya masuk ke dalam kantor dan mencium wanginya yang khas. Ah, ini dia yang selalu membuat saya kangen, iMac yang sudah menemani saya kerja di sini selama 3 Tahun. Buru-buru saya nyalakan perangkat ajaib ini. Lalu kemudian cek e-mail, owhhh.. ternyata sudah terdapat lebih dari seratus email di inbox. Maklum, libur lumayan lama. Jadinya saya tidak bersentuhan dengan dunia maya. Yahoo Messenger pun saya aktifkan sambil baca-baca berita di detik.com. Tapi tiba-tiba aja "buzz", ada yang menyapa di YM saya. Ah, ternyata salah seorang AE di kantor. Saya pikir dia mau bilang Minal Aidzin-an, ternyata dia hanya mengucapkan sebuah kalimat kotor, "Ndri, ada brief dari client, terus minta kelar hari ini ya?! nanti gue ke atas. THX". Setan! dari neraka mana dia muncul?!
Minggu, 19 September 2010
Hardis Family Lebaran 1431 H

Ah, sudahlah. Tidak penting juga pertanyaan itu untuk dijawab. Yang penting Lebaran ini saya masih bisa berkumpul bersama orang-orang yang saya cintai, makan lagi sesuka hati, tertawa-tawa bahagia sambil menikmati segala bentuk kegiatan bermalas-malasan lainnya.
Semoga Tuhan selalu memberi kita kesehatan dan mempertemukan kita lagi untuk saling memaafkan kembali di Lebaran Tahun depan :)
Sabtu, 11 September 2010
Selasa, 10 Agustus 2010
Rumahku Istanaku
Terkadang, sebenarnya bukan terkadang, tapi selalu, saya selalu heran ketika suatu rencana yang dibuat manusia bisa hancur begitu saja oleh makhluk bernama ‘takdir’. Saya pernah mendengar sebuah pernyataan dari seorang dosen teman saya, berbunyi ‘semua yang terjadi pada kita 80% adalah akibat perbuatan kita, 18% kondisi, dan 2% sisanya adalah takdir’. Jika dikaji lebih dalam, persentase tadi sebenarnya seimbang karena masing-masing pengaruh materi sesuai dengan kekuatannya. Biasanya kita baru memperhatikan komposisi ini ketika keadaan gak sesuai dengan yang kita inginkan. Dan ‘takdir’, sebagai persentase terkecil selalu menjadi kambing hitam paling empuk, jika kita udah gak bisa lagi menyalahkan kondisi dan perbuatan kita sebagai persentase yang lebih besar.
“Nila setitik, rusak susu sebelanga,” peribahasa yang bisa saya ambil untuk masalah ini. Keburukan selalu lebih kuat dari kebaikan. Namun kebaikan selalu jadi pemenangnya, bukan?
Takdir, dengan persentase yang begitu rendah, bisa menjadi faktor kuat pengubah kejadian. Kita pasti menyadari itu ketika keadaan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Bagaimana mungkin hanya dengan sedikit sentuhan takdir, rencana yang hampir sempurna sekali pun bisa porak-poranda? Itulah kenapa saya bilang takdir itu kuat. Dengan pengaruhnya yang begitu besar, lalu, apakah kita bisa bilang takdir jahat? Jika tidak, mengapa pengaruhnya begitu besar seperti nila pada susu? Jika ya, bukankah seharusnya kebaikan yang jadi pemenangnya? Istilah ‘takdir’ diciptakan hanya agar manusia bisa menerima apa yang gak bisa dikehendakinya. Tepatnya, agar manusia punya sesuatu untuk disalahkan pada akhirnya jika kehendaknya tidak terlaksana.
Takdir, juga yang mempertemukan kita, menghubungkan getaran-getaran yang pada awalnya tidak bisa dideskripsikan, getaran yang seolah berkata ‘aku butuh kamu’. Hingga kita merumuskan rasa itu menjadi sebuah kebutuhan. Rasa butuh yang biasa orang sebut ‘sayang’. Pernah kita mengklaim diri kita tidak akan berarti tanpa orang yang memenuhi kebutuhan kita. Namun pada akhirnya, kita membutuhkan orang yang paling membutuhkan kita.
Sepasang kekasih tidak mungkin lagi bisa bersama jika di antara mereka udah tidak lagi saling membutuhkan. Memang terkesan “memanfaatkan”, tapi itu memang sifat dasar manusia, ingin kebutuhannya dipenuhi, yang ujung-ujungnya agar merasa bahagia.
Seseorang yang membutuhkan kita bukanlah orang yang memanfaatkan kita, karena memanfaatkan berarti mengambil keuntungan dari seseorang yang sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan. Ketika menemui seseorang yang membutuhkan kita, secara langsung atau tidak langsung, kita akan membutuhkan mereka juga. Karena tidak ada artinya kelebihan kalau tidak ada tempat untuk menuangkannya.
Menemukan seseorang yang kita butuhkan itu seperti menemukan rumah yang selama ini kita cari saat kita tersesat. Karena rumah adalah tempat yang paling kita butuhkan. Kita selalu merasa aman, nyaman, tenang ketika berada di rumah. ‘Rumahku istanaku’ terbukti bukan ungkapan omong kosong.
Pada akhirnya, kita membutuhkan orang yang ketika kita menatapnya, kita merasa seperti di rumah.
Everytime I look at you, I’m home :)
Dan itu bukan karena perbuatan saya, kondisi, ataupun takdir, melainkan ketiganya.
Sabtu, 31 Juli 2010
Terimakasih, July!
July telah membawa jauh pergi menantang nyali...
Tapi tempat itu masih jadi misteri...
Ke mana dia bersembunyi?
Terimakasih, July...
Kamis, 29 Juli 2010
We Are Tebet Lalieur Family



















Beginilah cerita singkatnya;
Tebet Barat Dalam 1G No.3. Di rumah inilah kami hidup bersama layaknya sebuah keluarga dengan segala kerumitan, kebingungan, kerusuhan tapi selalu penuh dengan kesenangan dan kebersamaan. Bagaimana tidak senang, bayangkan saja, hampir setiap hari hidup kami bebas dari aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku di setiap keluarga pada umumnya. Tidak ada peran orang tua, yang ada hanya manusia-manusia menuju umur yang tua dengan perilaku yang tampak selalu ingin muda. Begitulah kami, yang menyebutnya Tebet Lalieur Crew (TLC).
Rumah pengamat ekonomi politik Ikhsanudin Noersy yang telah kami tempati kurang lebih sekitar 5 tahun ini, memang telah dihuni dari generasi ke generasi yang kebanyakan adalah para pemuda asal Bandung yang mengejar rejeki di Ibukota. Mereka semua datang dan susah senang bersama lalu kemudian pergi untuk menjalankan misi hidup lainnya, yaitu menikah dan tinggal bersama dengan para gadis pujaannya. Seperti itulah budayanya.
Hmm.. Apalagi ya yang harus saya tulis?! Terlalu banyak cerita bersama mereka di rumah ini. Bagi saya, memiliki kesempatan hidup bersama dengan orang-orang ini selama bertahun-tahun sungguh menyenangkan, tapi di lain waktu kadang sangat mengesalkan, mungkin begitupun mereka menilai saya. Perilaku ataupun watak mereka, kurang lebih saya mengenalnya. Dan tanpa mengurangi rasa kekeluargaan, ini dan beginilah keluarga Tebet Lalieur Crew;
# Rifky

Pria Arab asal Bali yang senang mengkoleksi action figure ini bisa dibilang sedikit pemalas untuk membersihkan rumah, dia lebih senang memperhatikan kita semua ketika sedang kerja merapihkan rumah. Hmm... mungkin saya pikir tanggung jawab dia sudah cukup besar di sini. Bayangkan saja, selain mempunyai peran sentral atas keaadaan rumah, diapun harus mengurus biaya listrik, air, keamanan dan sampah setiap bulannya. Coba, gimana jadinya kalau tidak ada peran seorang habib Rifky?!
Sekarang, pemuda yang bekerja jadi Account Executive di Roundtable Advertising dan kadang suka nyambi jadi DJ ini, akan segera melepaskan masa lajangnya. Akhirnya, dia menemukan pasangan hidupnya setelah selama ini kita semua mengira jika dia adalah seorang penyuka sesama jenis alias homo, ahahaha.... (becanda lagi, ki). Goodluck, habib! Doa kami menyertaimu :)
# Dido

Dido adalah salah satu skinhead sejati dengan sekelumit ideologi. Sudah sejak masih jaman kuliah di Fikom Unpad, saya sudah mengenalnya. Parasnya yang sedikit mirip Hedi Yunus dan Adjie Masaid ini memang begitu akrab dengan dunia musik indie di Bandung. Sudah hampir 5 tahun lalu, saya dan dido sudah tinggal bersama di Jakarta sampai sekarang. Jadi, kalau boleh sok tahu, saya lumayan mengenal seperti apa kepribadian pencinta Morrissey dan vokalis band OI Real Enemy, ini. Terlebih, saya teman satu kamarnya sejak dulu.
Rusuh, kekerasan, sudah mengalir dalam darahnya. Sepertinya, tidak ada satu orangpun yang bisa menghentikan jiwanya itu selain daripada istri dan anaknya di Bandung yang sudah bertahun-tahun dia korbankan untuk tidak bersama dalam kesehariannya karena harus bekerja di Jakarta dan hanya bisa bertemu ketika akhir pekan tiba.
Sebotol "armada" atau anggur merah bersoda (begitu kami menyebutnya) dan DVD menurut saya sudah menjadi bagian dari hidupnya. Bayangkan saja, dalam semalam, "armada" itu bisa dia tegak sendirian sampai tak ada ampun lagi sambil asik menonton DVD dengan volume TV yang kencang. "Haduh, dido, dido...". Sebenernya saya membenci situasi seperti itu, tapi itulah seorang Dido yang saya kenal dengan sekelumit permasalahan hidupnya yang tidak pernah dia bagi. Aylopyu cyiiinnnn...
# Upie
Kamis, 15 Juli 2010
Rabu, 14 Juli 2010
Senin, 12 Juli 2010
Vaarwel world cup Suid-Afrika
Sebenarnya, euforia pesta sepakbola terbesar di dunia ini masih sangat kental terasa di ubun-ubun kepala hingga sekarang. Saya masih senang membicarakan setiap pertandingannya bersama teman-teman, saya sangat menikmati suasananya walaupun tidak secara langsung berada di sana. [Semoga suatu saat saya akan berkesempatan menyaksikannya secara langsung :)]
Lebih dari 150 gol tercipta di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Beberapa tim unggulan akhirnya harus menerima kenyataan bahwa sepakbola selalu penuh dengan kejutan. Bahkan, sang tuan rumah harus terlebih dahulu duduk santai menjadi penonton setia pertandingan setelahnya.
Yah, begitulah sepakbola. Esensinya sepakbola itu bukan masalah ketenaran atau kehebatan seorang pemainnya, filosofi permainannya yang fragmatis atau menganut paham keindahan, tapi melainkan sepakbola itu berbicara masalah keseimbangan, keseimbangan lini pertahanan, tengah dan penyerangan. Itulah yang telah Spanyol lakukan di Afrika Selatan hingga akhirnya menjadi pemegang trophy Piala Dunia 2010.
Afrika Selatan melahirkan banyak kisah haru-biru terkait soal gol sebagai tujuan sepakbola ini: selain tim-tim unggulan yang tersingkir dini, bintang-bintang baru yang sebelumnya tak diperhitungkan bermunculan, para calon top skorer yang ternyata tak mencetak satu gol pun, juga Jabulani si kulit bundar produk Adidas dan yang tak kalah menarik, hadirnya selebritis baru yang cukup menggemparkan: Paul si Gurita dari akuarium Sea Life di Oberhausen, Jerman! selain dari banyaknya keputusan-keputusan sang hakim pertandingan yang begitu kontroversial. Ah, saya pikir kontroversi merupakan bagian dari sepakbola. Tidak ada kesempurnaan dalam sepakbola, jika sepakbola bisa dikontrol oleh teknologi dan sains, maka tidak akan pernah ada kesalahan yang bisa dipelajari.
Seperti yang pernah Jean Paul Sartre ucapkan "In football everything is complicated by the presence of the opposite team".
Senin, 05 Juli 2010
Jumat, 02 Juli 2010
TESTIMONY Available Now

TESTIMONY
Kami pemuda Indonesia mengaku
ingin berbuat sesuatu, tapi kira-kira apa ya yang bisa laku?!
Kami pemuda Indonesia mengaku
ingin berbicara dan tampil beda, tapi bukan untuk ajang propaganda!
Kami pemuda Indonesia mengaku
ingin idealis, tapi dibungkus rasa nasionalis!
Kaos tersedia dalam ukuran: S, M, L, XL
Untuk pemesanan:
E-mail ke; sepenggaltestimonial@gmail.com
Dengan mencantumkan nama, alamat, kode baju dan no telpon.
Biaya bisa ditransfer ke MANDIRI dengan no Rekening: 1020005449480
Barang akan dikirim paling lambat 3 hari setelah pembayaran melalui JNE/ Tiki.
Untuk konfirmasi pembayaran, silahkan hubungi:
Damas: 021-68234485
Andry: 081322152678
Ikhsan: 0811105666
Salam,
Testimony
Rabu, 30 Juni 2010
Juni & Juli
Besok, ke mana Juli mengajak pergi?
Bismillah...
Kapan, Tuhan??
"Kapan Inggris bisa juara?"
Tuhan menjawab, "bisa, kalian coba 4 tahun lagi!"
Seorang Korea bertanya kepada Tuhan, "kapan Korea akan memenangi piala dunia?"
kata Tuhan, "70 tahun lagi!" dan kemudian orang tersebut menangis.
Kemudian seorang pemuda Indonesia bertanya juga, "kapankah Indonesia juara piala dunia?"
Tuhan pun menangis..
Minggu, 27 Juni 2010
Kenapa TESTIMONY?

Accident, mungkin bisa dibilang seperti itu. Bahwa awalnya kami hanya sekedar berwacana ingin berbuat sesuatu dan wacana itu terus menggerogoti pikiran kami sampai akhirnya jadilah "janin" yang tidak diduga-duga itu.
Segala teori pelik tentang strategi marketing komunikasi menjadi bagian dari pola berpikir kami. Positioning, Differentiation dan sekelumit istilah yang memuakan itu benar-benar telah membantu kami.
TESTIMONY, begitulah namanya. Karena niatnya kami ingin mengungkapkan segala sesuatu yang kami lihat secara jujur berdasarkan sudut pandang kami tanpa ada maksud untuk mem-propaganda melalui medium kaos yang bisa mendatangkan keuntungan juga :).
Akhir kata, sambil mengucap kata "Bismillahhirohmanirohim", saya minta do'a restu kawan-kawan semua agar bisnis yang sok-sok idealis ini bisa mencapai garis finish :)
Senin, 21 Juni 2010
Kamis, 10 Juni 2010
Marhaban ya Piala Dunia Afrika Selatan 2010
Sebetulnya saya sendiri bingung harus menulis apa?! Yang ada dipikiran saya sekarang ini hanya ada maraknya pemberitaan video bokep Ariel Peterpan vs Luna Maya & Cut Tari serta gaung kemeriahan sebuah ajang atau pesta sepakbola 4 tahunan terakbar di dunia yang selalu dinanti-nanti oleh para penggila bola di seluruh dunia. Di mana tahun 2010 ini, Benua Hitam Afrika akan menjamu para tamunya dari segala penjuru di belahan bumi.
Sepertinya lebih berarti jika saya menulis tentang sepakbola, daripada sekedar bicara tentang video mesum para selebritis yang menyibukan para aparat kepolisian, praktisi hukum, media sampai pemerintah.
Ah, sekarang mari kita berbicara sepakbola saja lah! Tapi entah dari perspektif mana saya harus berbicara tentang permainan ini. Sejak dulu sepakbola telah membuat saya tidak hanya mencintainya tapi telah membuat saya gila. Lebih dari separuh masa kecil saya dihabiskan untuk bermain sepakbola. Tidak peduli itu hujan, tidak peduli itu lapang atau jalan, kaki saya selalu ingin berlari mengejar dan menikmati setiap pergerakan si kulit bundar layaknya seorang pecandu. Namun sekarang ini bagi saya sepakbola lebih dari sekedar olahraga. Seiring perkembangan jaman, di balik permainannya, globalisasi telah membawa sepakbola ke pelosok dunia yang paling jauh. Saya pernah membaca sebuah buku kajian tentang sepakbola yang mengajak kita untuk melihat bahwa sepakbola bisa menjadi alat untuk memahami dunia kontemporer yang dilanda segala dampak arus globalisasi. Bagaimana bisa sepakbola telah membuat sebuah tragedi pembataian Muslim di Bosnia? Lebih dari itu, sepakbola terus membangkitkan sentimen-sentimen rasial dan konflik keagamaan ataupun isu nasionalisme. Ya, sepakbola telah membuat manusia larut dalam penghayatan yang lebih dalam ketimbang agamanya sendiri.
Mulai hari ini kita akan kembali melihat, bagaimana sepakbola memerankan sosoknya yang Protagonist sehingga begitu dicintai para penggilanya di seluruh dunia. Para penjudi bersiap untuk untung dan rugi, Hooligan bersiap-siap memprovokasi, pegawai Pemda sibuk menyiapkan alasan tidak bekerja, para PSK untuk sementara tidak menerima sentuhan para pria, dan seluruh umat manusia yang ada di bumi ini dengan penuh suka cita menyambut bulan suci sepakbola. "Marhaban Ya Piala Dunia Afrika Selatan".